Jurmalistik





HARDNEWS


Anggota Kabinet Jokowi 18 Orang Profesional, 16 Asal Parpol
Senin, 15 September 2014 | 18:19 WIB


http://assets.kompas.com/data/photo/2014/07/23/105400520140722KP-81780x390.JPG 







KRISTIANTO PURNOMO :Pasangan calon presiden dan wakil presiden, Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) hadir pada pengumuman rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Selasa (22/7/2014) malam. KPU menetapkan Jokowi-JK sebagai pemenang Pilpres 2014 dengan memperoleh 53,15 persen suara. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla memutuskan kementerian dalam kabinetnya mendatang berjumlah 34 kementerian atau sama dengan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
Diputuskan pula, kabinetnya mendatang akan diisi oleh 18 orang dari profesional non-partai politik dan 16 orang asal parpol.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam jumpa pers di Kantor Transisi di Menteng, Jakarta, Senin (15/9/2014) petang. Dalam jumpa pers tersebut, Jokowi didampingi JK dan Tim Transisi.

"Pembagiannya oleh 18 profesional dan 16 profesional partai," kata Jokowi.
Dalam jumpa pers tersebut, Jokowi menekankan kabinetnya mendatang bakal bekerja efektif hadir di tengah rakyat. Selanjutnya, pihaknya akan menentukan kriteria calon menteri.
SUMBER : http://indonesiasatu.kompas.com/read/2014/09/15/18192771/anggota.kabinet.jokowi.18.orang.profesional.16.asal.parpol/

FAKTA

Waspadai Penyakit Kulit pada Hewan Kurban

Rabu, 17 September 2014 | 13:43 WIB

MALANG, KOMPAS.com - Menjelang Hari Raya Kurban, masyarakat dihimbau untuk lebih teliti dalam memilih hewan kurban. Masyarakat juga harus waspada dengan penyakit hewan yang bisa menular ke manusia.

"Yang perlu diwaspadai penyakit kulit pada hewan. Karena penyakit tersebut bisa menular ke manusia," kata Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kota Malang, drh Anton Pramujiono, saat memberikan pelatihan menyembelih hewan kurban ke para takmir masjid, Rabu (17/9/2014).

Ia menjelaskan, dalam memilih hewan kurban, masyarakat harus lebih teliti. Hewan kurban harus sehat.

Ciri-ciri hewan kurban yang sehat, tidak boleh mengeluarkan lendir di telinga, tidak ada bekas kotoran di lubang anus, bulu mengkilat, kulit bersih, dan matanya tidak sakit.

"Hewan yang digunakan kurban, untuk kambing minimal usia 1 tahun, sedangkan untuk sapi minimal usia 2 tahu," ujarnya.

Dikatakannya, pelatihan penyembelihan hewan kurban tersebut untuk meningkatkan pengetahuan para takmir masjid menjelang Hari Raya Kurban.

Ia berharap, dengan adanya pelatihan itu akan menghasilkan daging kurban yang aman, halal, sehat, dan utuh.

"Sebenarnya mereka sudah paham, tapi perlu direfresh lagi. Agar penyembelihan hewan kurban tidak menyakiti hewan tersebut," katanya.

Takmir Masjid Arafah, Kelurahan Dinoyo, Idam Sukarjani mengatakan, pelatihan tersebut sangat berguna bagi para takmir masjid.

Dengan pelatihan itu, para takmir mengetahui cara menyembelih hewan kurban yang tidak menyiksa hewan tersebut.

"Seperti cara merobohkan sapi, sebelum disembelih. Sebelumnya, kami menjegal sapi tersebut sampai roboh. Ternyata itu menyakiti sapi. Sekarang ada cara yang lebih bagus, yaitu menggunakan tali dan dirobohkan secara pelan-pelan," katanya.


SOFTNEWS

Kesedihan Bocah Gaza di Hari Pertama Sekolah

Senin, 15 September 2014 06:38 WIB
TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Ratusan anak di Gaza, Palestina, mulai kembali masuk sekolah pada hari Minggu (14/9/2014). Mereka kembali bersekolah setelah tertunda selama tiga minggu akibat konflik di Gaza antara pasukan Israel dan Hamas yang mengakibatkan lebih dari 2.140 orang meninggal.
Dari jumlah korban tersebut, 70 persennya adalah warga sipil Palestina. Di hari pertama sekolah, anak-anak tersebut diajak untuk bercerita tentang pengalaman mereka sebelum kembali ke sekolah.
Salah satunya adalah Azhar (9). Anak perempuan dari Tamer Jundiyeh ini membuat puisi untuk mengenang mendiang ayahnya yang meninggal akibat serangan udara tentara Israel di kawasan Sheijaya.
"Ayah, apa lagi yang bisa aku katakan. Mengucapkan betapa aku sayang padamu tidak akan cukup (membuatmu hidup kembali)," tutur Azhar di dalam kelas yang disaksikan oleh teman-temannya.
"Hari ini adalah hari pertama aku sekolah. Jadi walaupun ayah meninggal sebagai martir, tidak apa-apa. Aku senang," ujar Azhar melanjutkan puisinya.
Akibat konflik tersebut, Azhar bersama lima adiknya kini menjadi anak yatim. Teman Azhar yang juga memiliki pengalaman serupa, Isra, merinding ketakutan saat ia menceritakan tentang serangan tentara Israel yang menewaskan kakek dan bibinya.
Ia mengenang peristiwa naas tersebut yang terjadi disaksikan sendiri olehnya. "Kakekku dan bibi Layla terbunuh. Saya lihat sendiri di rumah kami," ujar Isra.
Murid lainnya, Doa, telah kehilangan alat-alat untuk dia bersekolah akibat rumahnya yang hancur saat konflik berlangsung. Salah satunya yaitu seragam. Akibatnya, Doa hanya mengenakan pakaian biasa di hari pertamanya bersekolah.
"Kami pergi saat rumah kami akan dibom, saat kami kembali ke rumah, ternyata sudah hancur," kata Doa.
Dari konflik selama 50 hari itu, terdapat 24 sekolah yang hancur di wilayah Gaza. Kini guru dan kepala sekolah yang mengajar di sana pun berupaya agar anak-anak yang mengalami trauma buruk akibat perang dapat pulih kembali.
"Kami mendengarkan pengalaman mereka saat liburan (musim panas) lalu. Beberapa cerita membuat kita tertawa, beberapa lainnya membuat kita menangis. Kini kita berusaha semaksimal mungkin agar anak-anak bisa bicara sebanyak yang mereka bisa," tutur Rima Abu Khatla, guru dari Azhar.
Data PBB menyebutkan, konflik antara Israel dengan Palestina yang dimulai sejak 8 Juli ini adalah yang terparah semenjak tahun 2005, di mana tentara Israel menarik seluruh tentaranya. Korban anak-anak yang meninggal dalam konflik ini lebih dari 500 anak.
Kementerian pendidikan di Gaza menuturkan, sebanyak 24 sekolah hancur akibat pemboman oleh Israel, disusul dengan 190 kerusakan lainnya di tempat-tempat kumuh yang memiliki hampir 45 persen dari 1,8 juta populasi warga Gaza di bawah 14 tahun.

OPINI


Komentar